infopd2022.com, Jakarta – Para pemain bintang, mulai dari Cristiano Ronaldo hingga Neymar, berderai air mata bahkan menangis tersedu bak anak kecil pada Piala Dunia 2022 Qatar. Dalam olahraga, tangisan merupakan ekspresi yang wajar dan bisa diterima, seperti menerima kemenangan dan kekalahan.
Meskipun pria terbiasa tidak menunjukkan perasaan, seperti menangis atau bersedih, ajang sebesar Piala Dunia 2022 Qatar memberi mereka panggung untuk mengekspresikan semua. Bukan sekadar kalah menang, sebab olahraga melibatkan faktor fisiologis, psikologis, dan sosial yang kompleks.
Ajang sekelas Piala Dunia 2022 Qatar memang memberi cakrawala luas bagi pria menampilkan sisi maskulin menjadi yang terbaik atau terkuat. Olahraga juga memberi ruang yang bebas untuk pria menunjukkan sisi humanis seperti menangis, tanpa takut dibilang cengeng.
“Menangis adalah hal yang baik. Pemain butuh kelegaan setelah memikul beban berat di pundaknya,” kata kapten Brasil Thiago Silva dikutip dari laman ESPN, Minggu (11/12/2022).
Tommy Derossett dari Universitas Negeri Murray, peneliti yang mempelajari bagaimana persepsi masyarakat laki-laki menangis mengungkapkan, menangis bukan hal tabu dan baru dalam dunia olahraga. Pada zaman Iliad, seorang prajurit Yunani Diomedes menangis tanpa malu-malu karena kalah dalam perlombaan balap kereta.
Studi ilmiah mengkonfirmasi bahwa pria yang menangis dalam event olahraga dapat ditoleransi secara universal. Sebuah studi kecil tahun 2004 di British Journal of Social Psychology menemukan bahwa pria paling nyaman mengekspresikan emosi seperti kemarahan dan kesedihan dalam konteks tertentu yang diatur aturan, seperti pertandingan sepak bola.
Sebuah studi tahun 2011 yang jauh lebih besar dalam jurnal Psychology of Men & Masculinity meminta 150 pemain sepak bola untuk mengevaluasi rekaman tangisan atlet lain. Para atlet yang keras kepala umumnya setuju bahwa sangat pantas untuk menangis setelah kalah.
“Interaksi emosi, tingkat stres, dan peningkatan fisiologis umumnya menghasilkan tangisan. Mereka sangat emosional dalam permainan,” kata psikiater Gabriella I Farkas dari New York dikutip dari laman Mirror.
Namun, ada hal unik yang diungkap Stephanie Shields, peneliti dari Penn State University dan penulis There No Crying in Baseball, or Is There? Meskipun pria boleh menangis dalam ajang olahraga, namun tidak bisa menerima melihat pria sesegukan ketika menonton film atau pertunjukkan yang menguras emosi.
Dengan kata lain, laki-laki tidak boleh menangis kecuali karena sesuatu yang serius. Dan, uniknya, olahraga dianggap serius bagi pria.Duka mendalam dirasakan mega bintang Portugal Cristiano Ronaldo usai timnya harus tersingkir di babak 8 besar usai menyerah dari Maroko. Kemungkinan piala dunia 2022 adalah edisi piala dunia ronaldo yang terakhir.