Erick ingin Indonesia lebih sukses dari Qatar saat nanti gelar Piala Dunia U-20 2023
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengambil banyak pelajaran dari Qatar yang sukses menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Erick menyampaikan Indonesia harus mampu mengikuti, bahkan melebihi kesuksesan Qatar saat menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2023.
“Ini merupakan event terbesar kedua FIFA, jadi ini jangan dianggap recehan,” ujar Erick di Doha, Qatar, Sabtu (17/12).
Erick menyampaikan banyak bintang besar dunia yang terlahir dari ajang Piala Dunia U-20, seperti Dani Alves, Paul Pogba, Sergio Aguero, hingga Lionel Messi. Pria kelahiran Jakarta tersebut meyakini Piala Dunia U-20 di Indonesia akan melahirkan banyak calon superstar baru.
“Ini luar biasa karena banyak pemain besar terlihat mulai dari sini. Bellingham dari Inggris, baru 19 tahun, kemarin main di Piala Dunia. Ini cikal bakal lahirnya superstar dunia. Intinya kita harus persiapkan dengan baik dan bisa mencengangkan dunia,” ucap Erick.
Erick menyampaikan BUMN berkomitmen penuh mendukung kesuksesan penyelengaraan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia. Erick optimistis Indonesia mampu mengulangi kesuksesan KTT G20 pada ajang Piala Dunia U-20 mendatang.
“Kalau G20 punya standar yang berbeda dan dunia mengaguminya, Piala Dunia U-20 juga kesempatan buat kita dalam memberikan standar baru,” lanjut dia.
Erick sendiri tengah berada di Qatar dalam memenuhi undangan dari FIFA. Selain bertemu pemangku kepentingan sepak bola dunia, ia juga menghadiri sejumlah pertemuan bilateral dalam mempererat hubungan antara Indonesia dengan Qatar. Bahkan, Erick juga sempat berdiskusi dengan presiden klub sepak bola PSG Nasser Al-Khelafi.
“Bertemu sahabat saya, Nasser Al-Khelafi, presiden klub sepak bola PSG yang juga chairman dari beIN Sports Media Group,” ujar Erick.
Perbincangan keduanya begitu cair lantaran memiliki kesamaan visi dalam sepak bola dan juga media. Erick menyebut Nasser memiliki begitu banyak persamaan dengan dirinya. Dalam perbincangan tersebut, Erick dan Nasser berdiskusi tentang membangun industri sepak bola ke arah yang lebih baik.
“Kami mempunyai kemiripan dalam meniti karir. Saya juga pernah menjadi presiden Inter dan memimpin perusahaan media seperti Republika, TV One dan ANTV,” ucap Erick.