Mengutip laman Sportbible, Luka Modric semasa kecil harus berjuang dan bertahan hidup karena ia adalah seorang pengungsi.
Luka Modric lahir pada tahun 1985. Semasa awal hidupnya, Modric tinggal di desa Zaton Obrovacki, sebuah desa di Zadar, Kroasia, sampai perang kemerdekaan di tahun 1990-an.
Pada usia enam tahun, kehidupan Luka Modric terguncang hingga ke akar-akarnya. Ia menjadi pengungsi setelah kakeknya ditembak mati oleh pemberontak etnis Serbia di dekat rumahnya. Itu adalah momen yang akan hidup bersamanya selamanya.
Di tahun-tahun berikutnya, Modric tinggal di zona perang dan tumbuh dengan suara ledakan granat saat konflik berlangsung.
Ketika perang sudah memuncak, Modric melarikan diri dari desanya, setelah rumahnya dibakar. Namun, terlepas dari masalah dalam hidupnya, ia menemukan passion-nya yakni sepak bola. Baginya sepak bola adalah pelarian agar masa kecilnya yang suram tidak terkenang dibenaknya lagi.
Ia akhirnya pindah ke sebuah hotel di kota pesisir Zadar, tempat di mana perang masih berlangsung. Namun, hal itu tidak menghentikannya untuk mengejar mimpi jadi pesepak bola.
Seorang juru bicara Kolovare Hotel, tempat Modric tinggal saat masih muda, pernah berkata melalui The Daily Mail: “Dia telah memecahkan lebih banyak kaca di jendela hotel daripada yang terkena bom. Dia bermain sepak bola tanpa henti di seluruh aula hotel.”